Kamis, 18 Agustus 2011

Saya, 5000, dan Kepuasan


Resmi tertanggal 17 Agustus 2011 harga tiket masuk untuk nonton di 21 Grage Mall Cirebon naik menjadi 20rb untuk hari biasa dan 25rb untuk weekend dan hari libur.

Hari itu pula, 17 Agustus 2011 saya bareng teman saya, Samsul Ari, pergi ke GM (sebutan akrab untuk Grage Mall Cirebon) untuk hunting jam tangan dan menonton
Transformer. Alangkah kecewa dan sedikit kaget melihat pengumuman bahwa harga tiket telah naik. Samsul beragumen panjang lebar bahwa menonton di 21 Hero Cirebon Mall lebih baik, maka saya pun terhasut oleh bujuk rayunya.

Samsul Ari berpendapat bahwa selain parkir di Hero Cirebon Mall tidak dihitung per jam, juga harga HTM 21lebih murah 5000 rupiah sehingga sayapun mengiyakan ajakan ekonomisnya. Merasa menonton kurang rame, sayapun mengajak teman-teman yang mungkin diajak dan hanya Muhammad Zakiyudin Ikhtar yang menyanggupi ajakan menonton, maka jadilah kami menonton Transformer bertiga.



Pertunjukan pun dimulai, saat itu kami mengambil jam tayang pukul 19.30 di baris C nomer 9 s.d 11 studio 4. Pertunjukan-pun berlangsung, setelah dirasa-rasa kok ni ruangan sedikit aneh, yah? Entah perasaan saya saja atau memang benar, kok ‘disini’ lebih sempit, kursinya lebih kecil dan udaranya kurang segar. Bagi yang menderita klastropobia mungkin ini menjadi sedikit masalah. Dan kami pun banyak kecewa karena banyak adegan dari film tersebut yang dipotong.

Selama pertunjukan kami tak jarang membincangkan adegan-adegan yang dipotong, dan tak jarang pula saya banding-bandingkan perbedaan antara menonton di 21 GM dan Hero, kesimpulannya sederhana, 5000 bukan angka yang besar memang jika yang kita cari adalah kenyamanan dan kepuasan.

Selamat menonton, kawan..

Merantau ke Negara Maju

Secara tiba tiba, saya kefikiran untuk menjadi TKI. Entah kenapa saya punya kefikiran macam itu, mungkin karena pengaruh liburan selama naik tingkat 3 yang benar-benar tidak ada hal yang harus dilakukan.

Negara pilihan saya Amerika, alesannya simple saja, yaitu karena ingin merasakan keribedan hidup di negri pembuat film-film kesukaan saya tersebut, hohoohohoo. Saya ingin kesana.

Beranjak dari keinginan saya tersebut, saya mulai mengingat nama-nama orang orang di kampung saya yang pernah merantau ke negri orang ataupun masih dalam rantauan, baik itu Malaysia, Singapura, Abu Dhabi, Korea, Oman, Arab Saudi, Hongkong, dll. Saya takjub dengan mereka yang mempunya tekad sekeren itu. Demi mencari kehidupan sampai rela keluar negri.



Makanya, saya yang kuliah-pun harus bisa seperti mereka, keluar negri.
Sebenarnya tulisan ini lebih kepada pertanyaan apakah di negara maju juga mereka suka menyewa orangg untuk mengurus rumah, kebun atau sekedar menjadi juru antar (driver), dalam hal ini, ‘mereka’ yang saya maksudkan adalah negara-negara di Eropa dan USA. Sebab kalau melihat tayangan di televisi, sejauh ini sangat jarang saya temui pembantu di rumah-rumah orang Eropa atau USA sana.

Dan malahan, kalau liat dari orang-orang dari kampung saya yang menjadi TKI, mayoritas tujuan mereka adalah menjadi PRT, tukang kebun, buruh, dan supir di negara negara yang sedang berkembang pesat seperti negara-negara yang saya sebutkan sebelumnya sebagai negara tujuan mereka.

Lantas saya berfikir, WAW, keren sekali yah orang-orang di negara negara Eropa dan USA, mereka sangat mandiri, semoga suatu hari nanti saya bisa menetap di negara berpenduduk sangat mandiri tersebut. Amin
Doakan saya yah, kawan…

Karokean di Warnet



Kejadian ini terjadi di smester 2 perkuliahan saya atau sekitar satu atau dua tahun yang lalu.

Saat itu saya masih ikut belajar di LIA Cirebon, seperti biasa tiap bulan LIA selalu bagi-bagi tabloid gratis C ‘n S Magazine dan salah satu liputan musiknya mengenai album baru dari Daniel Marriweather. Namanya sih tidak begitu saya kenal karena saat itu memang saya tidak begitu mengerti lagu, dan sampai sekarang sih. Gaya laporan dari C’n S itulah yang membuat saya tertarik, Karena disebutkan bahwa meski sedikit easy listening, namun lagi tersebut tidak bakal disukai remaja.

Nah lho? Makanya saya searching dan dapatlah lagu yang berjudul impossible.. ahahaha dan ternyata tabloid itu salah, buktinya saya yang saat itu masih 18 tahun suka kok dengan lagunya.

Saya seketika menyukai lagu Impossible dari Daniel Marriweather, selain karena beat nya saya suka juga lyric nya keren banget, mungkin lebih dikarenakan saat itu saya sedang falling in love dengan temen sekelas meskipun pada ahirnya saya ditolak. AHAHAHAHA.

Karena lagu itu pula saya bisa dekat dengan teman-teman sekelas saya, yaitu Denny Andyatno dan Didi Murdiana Muinn, bahkan kalau tak salah kami pernah karokean dengan lagu tersebut, lucu memang karena kami melakukannya di warnet, tak apalah karena warnet yang kami pakai saat itu sedang sepi pengunjung.

Bukan sampai disitu, yang lebih memalukan adalah saat saya ingin mencari bahan tugas kampus di sebuah warnet depan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, saat itu saya masih ngekos di daerah tersebut. Jadi begini ceritanya.

Mengerjakan tugas di warnet sendirian pasti membosankan lah, saya melihat ada headset yang cukup keren di samping computer yang saya sewa. Box warnet tempat saya sewa hanya cukup 2 orang namun masa bodo juga lah, saya hanya seorang ini, bete dengan kesendiarian, ahirnya saya masuk ke youtube dan menorehkan kata impossible Daniel marriweather, OH GREAT saya menemukan yang lyric juga..

Ahirnya saya pasang headset di kuping dan mulailah saya video streaming, tidak puas muter sekali saya putar berulang-ulang, tidak puas hanya mendengarkan saya ikut menyanyi, tidak puas dengan gumanan nyayian, saya menyanyi dengan lantang seperti di tempat karoke, saat pengulangan kedua dari reff lagu tersebut secara tiba-tiba saya dapat pesan dari operator melalui client message, “MAS, MAAF NYANYINYA JANGAN KERAS-KERAS”


Wew, saya baru sadar. HAAHAHAHAHAHA, dengan elegan saya lepas headset nya dan …. Entahlah saya lupa setelah itu, yang jelas saat saya keluar dari box warnet semua mata penghuni warnet melihat saya dengan pandangan yang sulit saya pahami.

Bukan Untuk Orang Islam Laa

Bukan Untuk Orang Islam Laa

Jadi di pagi itu saya iseng menulis di wall facebook saya: “Apa jadinya jika hal-hal yang membatalkan wudhu juga membatalkan puasa? Bisa dibayangkan saat semua orang menahan kentut.. hahahaha”

Yah, pagi itu entah darimana saya menulis demikian, hahaha, sebenarnya saat itu saya sedang menunggu adzan subuh dan sangat disayangkan saya kentut juga, padahal saya bela-belain untuk menyimpan wudhu saya sampai solat subuh tiba.

Mengingat kata puasa, jadi ingat pemandangan lucu di sekitar Hero, Cirebon Mall. Saat itu, saya, Muhammad Zakiyudin Ikhtar dan Samsul Ari sedang wara-wiri menunggu menuju 21 Hero, Cirebon Mall untuk membeli tiket pertunjukan film Transformer dan tak sengaja kami jumpai pasangan remaja yang sedang asyik makan mie ayam.

Sekilas biasa saja, namun…. Nah lho? Ini kan masih pukul 16.57 dan, hei ini bulan puasa, kan? Terus yang kami herankan, perempuannya mengenakan kerudung yang sedikit berwarna cerah. Sebenarnya biasa saja sih, karena sebelumnya, sekitar pukul 14.30an saya dan Samsul ke pasar KAnoman dan melihat sekeluarga kecil klan china sedang menikmati es serut.

Namun, tetep saja bagi saya yang katro dan terlalu sering menghabiskan waktu di rumah, melihat lelaki 20an tahun bersama pasangannya yang tak jauh beda secara usia dan berkerudung sedikit cerah sebelum pukul 17:00 WIB di bulan puasa makan mie di tempat yang tidak tertutup menurut saya sedikit aneh, ini kan Cirebon, yang katanya kota wali?

Sekiat 10 menit kami mengobrol tentang hal itu, dan pada ahirnya ya memang puasa kan diperintahkan bukan kepada orang islam, namun kepada orang yang beriman. Hehehe..

Arti 21

Arti 21


Rabu 18:13, tertanggal 18 Agustus 2011, saya bersama Samsul Ari dan Muhamad Zakiyudin Ikhtar baru saja menyelesaikan solat maghrib di masjid depan dekat Hero Cirebon Mall, malam itu kami telah mengantongi tiket Transformer yang akan tampil pukul 19:30 di studion 4 21 Hero Cirebon Mall.

Iseng-iseng si Zaki ( panggilan untuk Muhammad Zakiyudin Ikhtar ) Tanya kepada kami, “kenapa sih kok namanya 21? Gak 22, 23 atu angka lainnya?”

Saya jawab dengan tidak begitu semangat, “entahlah, zak, mungkin pendirinya atau apanya yang menunjukan 21”

“ Aha! Saya tahu jawabannya, ahaha, itukan karena jumlah bintang dalam angka 21 berjumlah 21, hitung deh” pekik Zaki, dan …”Lho, iyah, sih, Zak?” sayapun mengiyakan setelah menghitung jumlah bintang yang ada dalam angka 21.

Hmm, emang iya yah 21 itu dinamakan 21 karena ada 21 bintang dalam angka 21 tersebut? Entahlah..

Minggu, 14 Agustus 2011

Saya dan FIlm







Saya dan FIlm

Selama 10 hari puasa pertama di bulan Ramadahn tahun 1432H atau 2011 ini, saya sedikit sering menghabiskan waktu di depan mini laptop saya, ya banyak hal yang saya lakukan, dimulai menulis catatan-catatan kecil, memeriksa file-file, membuang file-file yang tak perlu disimpan dan menonton video klip atau film yang saya kopi dari warnet dan temen-teman saya.




Langsung yah, beberapa hari ini saya masih terngiang-ngiang beberapa fil yang telah saya tonton, diantaranya: Shutter Island, The Way Home, A crazy little thing called love, 100 days with MR. Arrogant, dan A beautiful mind.



Benar sekali, kalau difikir-fikir, tahun ini adalah tahun pertama saya menonton film-film dari negeri gingseng tersebut, dan harus saya akui, film mereka berkarakter.

Oh yah, tak ketinggalan saya juga menonton film I not stupid too.




Mari kita sedikit membahasnya, dan pastinya ini adalah komentar pribadi saya, jadi anda bisa untuk menyutujinya atau tidak.




Film Island dan A beautiful mind memang saya suka, karena film ini membahas tentang psikologi. Saya menyukai psikologi dan pembahasannya.
Selama menonton film-film tersebut sering saya berfikir: bagaimana jika tokoh utamanya saya. Hohoho, mengerikan sekali!!

Lanjut, ke film A crazy little thing called love, film bergenre love comedy ini sangat saya suka, saya menontonnya bareng ke dua teman saya: Bani Ainur Ramdlan dan Nursinggih, filmnya unik bahkan bagi kami yang sudah hamper meninggalkan masa remaja kami. Ada adegan yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal dan tidak mau berhenti, yaitu saat si p’Nam memepet seorang gadis yang hendak difoto oleh p’Shone. Secara keseluruhan film ini menarik, sangat menarik malah, dan persiapan make up samapi kostumnya sangat mantap, sangat suka la, karena pemainnya keren di-make-up-in dengan beragam usia. Hahaha. REALLY LIKE IT.




Berlanjut ke film yang bersetting di Singapura, I not stupid too, saya merasa sebagian orang Indonesia masih melakukan praktek tindak kekerasan terhadap anaknya, persis dengan yang digambarkan film ini. Saya berharap ornag Indonesia menonton film ini dan mempraktekannya, mari saling memberikan pujian atau penghargaan.
100 days with Mr. Arrogant memangklise namun, ya itulah ke-khas-an daripada drama Asia :)


Sekian kisah saya dan film yang saya tonton selama 10 hari pertama di bulan Ramadan tahun ini.

Saya dan SP

Nama lengkap saya di KTP Moh. Nazmudin. Sekarang saya baru saja memulai liburan naik tingkat 2 ke tingkat 3. Saya mengambil prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Swadaya Gunung Jati atau biasa disebut Unswagati Cirebon.

Hari ini, Ahad tertanggal 14 Agustus 2011, hari ini saya bangun sedikit telat, yaitu sekitar pukul 10.05 WIB. Alas an saya bangun telat simple, tidak ada jadwal kegiatan pagi hari ahad ini.

Oh yah, selama bulan Ramadhan tahun ini saya mengambil SP 2 sks, 2sks di mata kuliah ISBD atau Ilmu Sosial Budaya Dasar dan 2 sks lainnya di mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Saya mengambil kelas SP (Semester Pendek) karena merasa nilai C di dua mata kuliah tersebut harus diubah, meskipun saya tahu itu bukan mata kuliah wajib.
SP tahun sekarang berbeda dari SP tahun sebelumnya (menurut teman yang mengambil SP tahun lalu), lebih dikarenakan kebijakan dari Sekjur baru yang memberikan hukum baru bahwa: 1.) SP tidak memastikan nilai yang mengambil SP berubah. 2.) nilai SP hanya boleh maksimal sampai satu tingkat nilai huruf 3.) dosen tidak diperkenankan member nilai A di SP sekarang.

Mereka yang mengambil SP adalah mereka yang mempunyai nilai C atau lebih rendah di suatu mata kuliah, saya merasa simpati pada teman-teman yang mempunyai nilai D, kalau berdasarkan surat edaran dari pak sekjur sih ya mereka tidak mungkin dapat B, pasti C. kasian yah..

Memang sih kalau dari ditilik dari tujuan SP hanya kepada score-oriented, tidak kah surat edaran dari pak sekjur baru tersebut terkesan kurang percaya pada mahasiswa dan dosennya? Dalam artian, idealnya dalam proses perkuliahan kan yang berkuasa atas nasib seorang mahasiswa adalah hasil belajarnya dan dosen yang berwenang, kan? Lha kok ini pak sekjur baru kok ikut-ikutan?!

Entahlah, ya memang tulisan ini adalah bentuk ketidakpuasan saya pada pak sekjur baru yang memberikan aturan yang memang baik, namun kurang rasional. Inilah kisah saya dan SP :)

TROPFEST

Suka dengan tropfest

Awalnya merasa jenuh dengan film-film yang ada, ingin sesuatu yang berbeda, dan tiba-tiba saja saya melakukan searching di youtube untuk menemukannya, dan gotcha! I’ve found it! Yah, nama channelnya adalah Tropfest yamg merupakan singkatan Tropical Festival

Berikut saya kopi dari Wikipedia mengenai Tropfest
Sejarah tropfest
Tropfest is the world's largest short film festival and is quickly becoming known as the first ever international film festival.

"Tropfest began in 1993 as a screening for 200 people in a cafe in Sydney but has since become the largest platform for short films in the world. Tropfest Australia takes place in February each year in front of a live audience of approximately 150,000. The main event takes place in Sydney but live satellite events are also staged in Melbourne, Canberra, Brisbane, Adelaide, Hobart, Perth and others. The event is also broadcast on television and webcast live to viewers around Australia and the world.

Increasingly, Tropfest events take place in cities around the world including London, Berlin, Toronto, Bangkok, and New York. The inaugural Tropfest Arabia, encompassing approximately 33 countries throughout the Middle East and North Africa, will take place in Abu Dhabi in November 2011.

Tropfest distinguishes itself from other events by being a 'content generation' platform, rather than merely an exhibition platform. Filmmakers are required to create new works for the festival which must include an item, known as the "Tropfest Signature Item" (TSI) and which changes each year. The films must be less than 7 minutes (including titles and credits) and be world premieres at the Tropfest event.

Tropfest's prize pool is one of the richest in the short film arena, and includes international trips to develop filmmaking careers and 'work experience' with top filmmakers. As a result, Tropfest has become known as the undisputed premiere launch pad for filmmaking careers, although to date this has been most notable in Australia, where many commercial and critical successes are directed by Tropfest alumni." taken from http://en.wikipedia.org/wiki/Tropfest



Video yang saya favorit-kan dari channel Tropfest adalah video pemenangTropfest 2010 yang berjudul SHOCK, videonya mengandung sejuta makna, perlu 5-10 menit untuk terdiam setelah saya menonton film berdurasi 4 menit 17 detik tersebut.

Sebenarnya , saya pun pernah merasakan apa yang digambarkan oleh film tersebut, lucu memang.
Begini ceritanya:

Hari itu saya pulang kuliah pukul 14.30, hari selasa dan belum pengen lagnsung pulang ke rumah, jadi saya putuskan untuk menungunjungi kontarakan teman saya di daerah STIKOM Cirebon, hari itu kontrakannya cukup ramai, saya kutang tertarik untuk mengobrol dan memutuskan tidur siang.
Sore itu saya terbangun pukul 17.20 dan saya belum solat ashar, saya memutuskan untuk bergegas mandi, namun tiba-tiba saja saat saya sudah hampir selesai mandi ada pertanyaan pendek yang terlintas dibenak, “Apa yang kau cari selama ini, Najmudin?” dan secara misterius saya merasa sangat down dan menangis sejadi-jadinya, mirip video tersebut. SHOCK.

Tangis saya pecah dan baru reda setelah sekitar 20 menit, dalam tangis saya saya menjerit, betapa selama ini saya bingung, bingung mengejar sesuatu yanhg selama ini saya sendiri tak tahu apa, saya merasa meaningless dengan rutinitas berangkat ke kampus pukul 05.50am untuk mengejar kopayu dan pukul 5.55am sampai rumah.
Saya baru menyadari betapa saya kurang memberikan waktu untuk diri sendiri mengenai apa yang benar-benar saya inginkan di dunia ini. Namun saya sangat berterimaksih kepada para tim sukses pembuat video SHOCK tersebut, dan kalian memang PANTAS dan BERHAK untuk menang, SELAMAT YAA!!

Jumat, 12 Agustus 2011

Karena Allah Ta'alaa..

Dulu, saat kelas 2 Tsanawiyah (setara SMP) Ustadz dan Kyai kami biasa mengajarkan kepada kami para santrinya untuk selalu meniatkan sesuatu karena Allah.

Saya berniat mandi agar bersih dan sehat untuk menjaga badan tetap fit agar bisa beribadah karena Allah dan mendapat ridho Allah.

Saya berniat makan untuk menjaga kebugaran badan agar bisa beribadah karena Allah dan mendapat ridho Allah.

Dan niat-niat lainnya..

Memang, niatnya sedikit panjang dan diahiri dengan pengharapan untuk mendapat Ridho Allah.

Masa itu, mudah memang menjalaninya, namun seiring bertambah usia, bertambah pula kegiatan dan masalah sehingga niat tadi menjadi semakin jarang terlafal-kan secara lengkap.

Saya menyadarinya sekarang, bahwa inti dari segala aktivitas kita untuk mendapat Ridho Allah.

Bismillah
Sholallahu'ala Muhammad
Saya berniat membuat catatan ini untuk berbagi pengetahuan dan berbagi kebaikan, menjalankan ibadah syiar dan berharap ridho Allah. Lillahi ta'ala
Amin

Terkadang Logika Bisa Menipu

Kisah 1

Anita, gadis 20 tahun itu mati-matian diet selama 6 bulan agar berat badannya turun dari 65KG menjadi 55KG, 6 bulan berlalu dan dia mendapatkan badannya lebih ringan dan lebih langsing, padahal saat ditimbang beratnya memang seringan 63KG.





Kisah 2

Sebut saja namanya Shane, ahir-ahir ini, selama 2 pekan dia sangat hobi ngegym di tempat-tempat fitness, harapannya adalah agar badannya seindah model-model sebuah produk minuman berprotein tinggi, perut kotak-kotak, dada bidang, dan sedikit berotot di daerah-daerah tertentu macam lengan.

singkat kata, menurut Shane, dirinya sangat pantas dan flamboyan saat mengenakan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuhnya, padahal menurut teman-temannya ya biasa saja, tetep saya antara dia sebelum ngegym dan belum ngegym.





Kisah 3

-Di sebuah tempat warung makan-

A: "Mas saya minumnya air putih yang dingin yah?"



setelah pesanan datang

A: "Kok cuma air bening? kan saya pesen air putih!"



Hohoho

Logika dan rasio terkadang menipu

Padahal, perasaan, presepsi dan pengalaman juga terlibat di dalamnya

Senin, 08 Agustus 2011

Bermain Dengan Persepsi II

Lebih lanjut, permainan persepsi mengantarkan saya ke lebih banyak pandangan hidup, pola pikir serta tujuan dari suatu kegiatan tertentu.

Misal, ada dua orang yang sama-sama gemar beribadah, namun setelah ditelisik lebih lanjut, ternyata kedua goal orang tersebut sangatlah berbeda, yang pertama tergila-gila dengan namanya pahala yang lainnya hanya mementingkan apakah perbuatannya itu mendapat ridho dari sang Maha Pencipta.

Di kampus, saya menemukan kasus serupa namun tak sama, satu golongan benar-benar rajin dan sangat sensitif dengan nilai IP mereka, sedangkan yang lainnya sangat santai menaggapi IP mereka. Namun usaha belajar mereka sama besarnya dan sama ngototnya untuk bisa. Saya lebih senang menyebutnya geng score-oriented dan geng pure knowledge-oriented.

Memang semua presepsi itu bermuara kepada cara kita memilih kata-kata dalam mengobrol juga, semisal saat kita benar-benar ingin membantu namun tidak tahu apakah kita bisa benar-benar membantu atau tidak, mungkin sebagian dari kita biasa mengatakan, “ okeh, saya usahakan bantu, namun tidak janji yah” ada juga yang lebih suka mengatakan, “sip, akan saya bantu sekuat tenaga” keduanya memang bertujuan sama ingin membantu, namun pertanyaan pertama menybabkan lawan bicara kita sedikit merasa ada awan gelap di masa depannya, dan pertanyaan kedua mampu membangkitkan semangat keduanya, ya memang kedua-duanya tidak pasti kedepannya, apakah memenemukan solusi baik atau tidak, setidaknya memang sedikit terbukti, cara berfikir kita menyebabkan cara kita memilih kata-kata juga saat mengobrol.

Lebih lanjut tentang pernyataan “okeh, saya usahakan bantu, namun tidak janji yah” dan “sip, akan saya bantu sekuat tenaga” memang bermata dua macam pisau, disisi lain pernyataan pertama memang ada semacam perasaan sedikit enggan untuk membantu dan merasa bahwa orang yang meminta bantuan tidak begitu dianggap penting dalam kehidupannya. Sedangkan pernyataan kedua mungkin bertujuan lebih dari pada sekedar membantu, namun juga menawarkan perasaan nyaman dan berkawan.

Yah, itulah presepsi, dan nampaknya presepsi orang tidak mungkin kita paksa agar mendekati sama seperti kita, namun kita bisa mengusahakannya dengn saling silang perdapat agar bisa saling memahami dan menghargai.

Mengutip dari Wikipedia berbahasa Indonesia, bahwa disebutkan, “Presepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.”

Bermain Dengan Persepsi I

Mengutip dari Wikipedia berbahasa Indonesia, disebutkan bahwa “Presepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali diasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.”
Beberapa waktu lalu, ada yang iseng menanyakan di facebook saya, “ka, setuju gak bahwa di dunia ini gada orang bodah, yang ada hanya orang malas?”, sejenak saya berfikir. Dan saya jawab, “dunia itu berbagi peran, ibarat zakat ya harus ada muzzakki dan mustahikk zakat, masalah bodoh-malas itu hanya presepsi, tak usah diperanjang”. Yang mengajukan pertanyaan tadi adalah adik kelas 2 tahun lebih muda.


Yah, saya mencoba menjawab seluwes mungkin, sebenarnya pertanyaan itu malah sebuah pernyataan dari seorang guru saat saya kelas XI program IPA, kata lengkapnya seperi ini, “di dunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada orang malas yang tidak mau menggunakan akalnya, masa kalian mau beda hasil dalam belajar, padahal kalian kan bayarnya sama, idealnya kalian mendapatkan pemahaman yang sama”, itu adalah kata-kata penyemangat dari guru kimia kami. Yang entah kenapa ditanyak oleh adik kelas saya di facebook kemarin.


Pada hari itu, entah kenapa semua status di facebook seolah-olah menunjukan kepada saya bahwa presepsi seseorang terkadang bisa mengancam. Saya ambil contoh, teman saya menulis, “ternyata teman yang selama ini saya kira baik, alim, dan pendiam tidak lebih dari seorang bad boy. Lebih nakal dari yang saya duga.” Padahal, setahu saya, subjek yang dicap oleh teman saya tadi tidaklah seburuk cap “bad boy”-nya. Disinlah permainan presepsi bermula.

Bersambung ke Bermain dengan presepsi II

Rabu, 03 Agustus 2011

Terimaksih Teman Superiorku

Saya punya teman yang secara nilai tes IQ memang menunjukan bahwa dia berIQ superior. Namun, di mata saya dia lebih sekedar orang yang mempunyai kertas Test IQ bertuliskan SUPERIOR karena dia memang salah satu sahabat saya.

Kami mulai kenal saat memasuki kelas 10 di sebuah sekolah madrasah aliyah negri. Awal perkenalan kami dimulai saat saya membacaka sebuah pisi tentang uang di depan kelas. Dan dihari itu juga lah kami mulai berkenalan. Kami satu kelas tepatnya.
Kami mulai akrab dan sering mengorbol. Puncaknya saat guru Biologi kami cuti untuk melahirkan dan diganti oleh guru lain, saat itulah kami suka membicarakan tentang masa depan dan mimpi-mimpi kami. Candida albinacos adalah hal pertama yang kami bicarakan karena penjelasa sang guru pengganti yang menarik minat kami untuk mempelajari biologi.

“jika membaca itu semudah mendengar, maka menulis itu akan semudah berbicara”


Kami mulai bercelonteh tentang mimpi-mimpi indah kehidupan kampus, ITS merupakan tempat yang ingin kami capai karena melihat ada kakak tingkat yang berhasil lolos ke ITS melalui jalur beasiswa. Dan teknik biologi adalah pilihan saya. Saat kelas 2 atau kelas tiga adalah saat betapa saya merasa bodoh, karena tidak ada itu yang namanya candida albinacos dalam dunia Biologi, yang ada adalah candida albicans.

Dan sayapun sadar bahwa belum ada atau tidak ada itu prodi teknik biologi di ITS Surabaya. Yah entahlah, teman saya si superior hanya mengiyakan dan memanasi mimpi-mimpi saya. Sampai ahirnya di penghunjung tahun kelas 3 saat pemilihan perguruan tinggi dan PMDK berlangsung saya sadar betapa memang teman saya itu superior. Dia diterima di ITS lewat jalur Beasiswa DEPAG sedangkan saya tidak lolos.

Sekarang, kami sedang menikmati liburan naik tingkat tiga atau menuju tahun ke-tiga di perguruan tinggi di kota masing-masing. Saya kuliah di Unswagati Cirebon dengan prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan teman saya mengambil prodi teknik sipil ITS Surabaya masih berteman dan bersahabat baik.

"imabangi membaca dengan menulis"


Malam ini dia memberikan pandangaannya tentang menulis melalui pesan singkat. Pernah memang suatu ketika saya memposting, “imabangi membaca dengan menulis” dia menurunkannya menjadi “jika membaca itu semudah mendengar, maka menulis itu akan semudah berbicara”.

Saya merasa sangat kelu seketika membaca pesan singkatnya, karena blog saya terbengkalai bertahun-tahun, sedangkan dia sangat produtif menulis di blog dan di note facebooknya. Terimaksih teman superiorku, teman sejawatku, Faris Azhar.

Membaca Ulang Tulisan


Lebuh lanjut, saya sering sekali menemukan tulisan saya tidak sinkron antara paragraph pertama dan terahir



Sebagai mahasiswa yang malas menulis, membaca ulang karya pribadi merupakan hal yang –harus saya akui- bukan kebiasaan saya. Saya biasa mengumpulkan tugas, laporan dan semacamnya kepada dosen tanpa membaca ulang keseluruhan teks, dan hasilnya, nilai saya biasa-biasa saja. Saya baru menyadari betapa pentingnya membaca keseluruhan karya kita. Membaca disini maksudnya adalah membaca kesulurahn karya, membacanya lagi dan memperbaiki jika ada kesalahan dan membaca sekali lagi untuk memastikan bahwa karya kita ‘utuh’ dan sempurna.

Pantas saja Raditya Dika pernah menulis di twitternya bahwa menulis adalah proses mengedit ulang dan membaca kembali karya kita sebelum mempublikasinanya. Lebih lanjut, saya menemukan banyak manfaat dari membaca ulang karya pribadi sebelum kita mempublikasikannya, diantaranya: saat memebaca ulang kita menemukan beberapa kata yang tidak pantas dimuat atau tidak sesuai ejaan atau sebatas misspell, misal tulisan “dan” menjadi “adan” karena hobi banget memencet huruf a.

Lebuh lanjut, saya sering sekali menemukan tulisan saya tidak sinkron antara paragraph pertama dan terahir. Yang lebih mengerikan adalah sering saya jumpai tulisan saya berirama aneh karena paragraph awal menggunakan bahasa formal dan tiba-tiba menjadi bahasa gaul. Memang benar bahwa menulis itu adalah proses mengedit tulisan itu sendiri. Selamat menulis dan membaca ulang karya anda sebelum mempublikasikannya. Salam.