Senin, 23 Juli 2012

Obrolan Menikah

Hari Senin pertama di bulan Ramadan 1433H selepas kegiatan kampus yang memang tidak begitu bayak kegiatan, saya dan teman saya pergi ke tempat pemutaran film. Tak disangka kami memulai obrolan seru, pernikahan.

Dimulai dari cerita teman saya. Dia merasa heran dengan teman temannya dimana dia dilahirkan. Menurut teman saya, teman-temannya itu sedikit lebih cepat untuk memutuskan menikah. Teman saya masih berada di semester enam perkuliahan, sedangkan mayoritas teman di kampungnya sudah menikah dan tak sedikit diantaranya telah menghasilkan anak.

Dalam perbincangan itu kami seru berkomentar dan berpendapat kenapa hal itu terjadi. Obrolan dimulai dari kondisi ekonomi tempat tersebut, sejarah keluarga pelaku, akses pendidikan, akses kesehatan dan keumuman daerah tersebut dalam hal menikah.

Sampai ahirnya obrolan tersebut terhenti karena saya mulai keluar jalur dari borolan tentang pernikahan. Saya merasa ahir-ahir ini sedikit jenuh dengan kehidupan yang saya jalani. Dan tak disangka dia juga merasa demikian.

Dan dengan isengnya kami hubungkan kejenuhan akan rutinitas kita terhadap kehidupan yang kita jalani dengan alasan kenapa orang orang di kampung temen saya itu memutuskan untuk menyegerakan menikah diawal usia dua puluhan.

Ahirnya kita sepakat bahwa kemungkinan pernikahan itu terjadi adalah saat kita merasa sudah cukup "mencoba" segala pola hidup dan gaya hidup yang ada dan ahirnya fokus untuk memulai yang baru, pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar