Senin, 08 Agustus 2011

Bermain Dengan Persepsi I

Mengutip dari Wikipedia berbahasa Indonesia, disebutkan bahwa “Presepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali diasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.”
Beberapa waktu lalu, ada yang iseng menanyakan di facebook saya, “ka, setuju gak bahwa di dunia ini gada orang bodah, yang ada hanya orang malas?”, sejenak saya berfikir. Dan saya jawab, “dunia itu berbagi peran, ibarat zakat ya harus ada muzzakki dan mustahikk zakat, masalah bodoh-malas itu hanya presepsi, tak usah diperanjang”. Yang mengajukan pertanyaan tadi adalah adik kelas 2 tahun lebih muda.


Yah, saya mencoba menjawab seluwes mungkin, sebenarnya pertanyaan itu malah sebuah pernyataan dari seorang guru saat saya kelas XI program IPA, kata lengkapnya seperi ini, “di dunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada orang malas yang tidak mau menggunakan akalnya, masa kalian mau beda hasil dalam belajar, padahal kalian kan bayarnya sama, idealnya kalian mendapatkan pemahaman yang sama”, itu adalah kata-kata penyemangat dari guru kimia kami. Yang entah kenapa ditanyak oleh adik kelas saya di facebook kemarin.


Pada hari itu, entah kenapa semua status di facebook seolah-olah menunjukan kepada saya bahwa presepsi seseorang terkadang bisa mengancam. Saya ambil contoh, teman saya menulis, “ternyata teman yang selama ini saya kira baik, alim, dan pendiam tidak lebih dari seorang bad boy. Lebih nakal dari yang saya duga.” Padahal, setahu saya, subjek yang dicap oleh teman saya tadi tidaklah seburuk cap “bad boy”-nya. Disinlah permainan presepsi bermula.

Bersambung ke Bermain dengan presepsi II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar