Minggu, 14 Agustus 2011

Saya dan FIlm







Saya dan FIlm

Selama 10 hari puasa pertama di bulan Ramadahn tahun 1432H atau 2011 ini, saya sedikit sering menghabiskan waktu di depan mini laptop saya, ya banyak hal yang saya lakukan, dimulai menulis catatan-catatan kecil, memeriksa file-file, membuang file-file yang tak perlu disimpan dan menonton video klip atau film yang saya kopi dari warnet dan temen-teman saya.




Langsung yah, beberapa hari ini saya masih terngiang-ngiang beberapa fil yang telah saya tonton, diantaranya: Shutter Island, The Way Home, A crazy little thing called love, 100 days with MR. Arrogant, dan A beautiful mind.



Benar sekali, kalau difikir-fikir, tahun ini adalah tahun pertama saya menonton film-film dari negeri gingseng tersebut, dan harus saya akui, film mereka berkarakter.

Oh yah, tak ketinggalan saya juga menonton film I not stupid too.




Mari kita sedikit membahasnya, dan pastinya ini adalah komentar pribadi saya, jadi anda bisa untuk menyutujinya atau tidak.




Film Island dan A beautiful mind memang saya suka, karena film ini membahas tentang psikologi. Saya menyukai psikologi dan pembahasannya.
Selama menonton film-film tersebut sering saya berfikir: bagaimana jika tokoh utamanya saya. Hohoho, mengerikan sekali!!

Lanjut, ke film A crazy little thing called love, film bergenre love comedy ini sangat saya suka, saya menontonnya bareng ke dua teman saya: Bani Ainur Ramdlan dan Nursinggih, filmnya unik bahkan bagi kami yang sudah hamper meninggalkan masa remaja kami. Ada adegan yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal dan tidak mau berhenti, yaitu saat si p’Nam memepet seorang gadis yang hendak difoto oleh p’Shone. Secara keseluruhan film ini menarik, sangat menarik malah, dan persiapan make up samapi kostumnya sangat mantap, sangat suka la, karena pemainnya keren di-make-up-in dengan beragam usia. Hahaha. REALLY LIKE IT.




Berlanjut ke film yang bersetting di Singapura, I not stupid too, saya merasa sebagian orang Indonesia masih melakukan praktek tindak kekerasan terhadap anaknya, persis dengan yang digambarkan film ini. Saya berharap ornag Indonesia menonton film ini dan mempraktekannya, mari saling memberikan pujian atau penghargaan.
100 days with Mr. Arrogant memangklise namun, ya itulah ke-khas-an daripada drama Asia :)


Sekian kisah saya dan film yang saya tonton selama 10 hari pertama di bulan Ramadan tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar