Minggu, 11 September 2011

Teman Lama

Suatu siang saya mendapatkan psan singkat dai teman saya yang berisi curhatan bahwa selama setahun dia kuliah di luar kota, dia belum juga mendapatkan teman untuk saling meloyalkan diri dan dia juga memberitahu saya bahwa dia sedang berada di tempat teman lamanya. Dia merasa terlalu saying pada kehidupan lamanya dan merasa terjebak dalam kehidupan lamanya.

Saya sedikit miris dan sedih membacanya. Saya mengetahui sedikit banyak tentang dia dan lantas saya berkaca pada diri sendiri. Oh tidak, saya pun demikian. Yah saya tak jauh berbeda dengan teman saya tersebut, malahan bisa dikatakan saya lebih buruk. Teman saya kuliah di luar kota dan saya tetap bergumul di kota sendiri. Bisa dilihat perbedaan pertama: tempat.

Hal lain: mobilitas, dia sering bercerita tentang betapa dia harus membutuhkan ini-itu, harus ini-itu, harus berbuat ini-itu untuk kegiatan kampusnya. Haha. Saya miris, saya di sini tidak bergabung di orgnisasi manapun. Dan banyak hal lain yang jika dibandingkan hanya akan membuat saya terlihat sangat jauh dibawah teman saya tersebut.

Tidak, saya tidak boleh terpaku untuk memikirkan perbedaan masalah tempat kuliah dan mobiltas kami yang sangat berbeda, namun saya jadi berfikir pula, lantas apa?
Entahlah, saya jadi semakin merasa tidak enak untuk memikirkan hal ini, membuat saya mengingat kata-kata bijak dari suatu program motivasi di televisi swasta nasional, bahwa banyak yang mengharapakan kehidupannya baik disuatu hari, namun tak sadar ia telah menidurkan semangatnya untuk menyegarakan diri membangun kehidupan baik yang dicita-citakannya. Maka segerlah memulai untuk membaikkan kehidupan anda.

Mengingat hal itu saya jadi malu dan saya pun merespon sms teman saya tersebut denagan hal-hal, yang semoga saja, mampu membuatnya bersemangat lagi dan tidak perlu membuat konsep buruk tentang dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar